Planet X
JAuh sebelum Pluto ditemukan, astronom dunia terpikat untuk mencari kemungkinan keberadaan sebuah benda lain di luar orbit Neptunus. Pada tahun 1843, John Couch Adams mempelajari gangguan orbit yang terjadi di Uranus dan dari interaksi gravitasi ia menyimpulkan ada planet ke delapan yang mengganggu planet gas raksasa tersebut. Hal ini jugalah yang membawa manusia pada pencarian planet ke delapan dan pada akhirnya menemukan Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 30 SA. Ternyata, Neptunus juga mengalami hal yang sama dengan Uranus. Ia mengalami gangguan orbit dan diperkirakan ada planet lain yang menggangu orbitnya seperti halnya Uranus.Tahun 1930, Pluto ditemukan tengah bersembunyi di balik kegelapan di tepi Tata Surya. Dan segera pula diketahui kalau Pluto itu kecil, dan ia bukan planet X yang dicari. Maka pencarian pun diteruskan..
Selama 80 tahun terakhir, para astronom telah melakukan pencarian apakah ada planet raksasa lainnya yang ada di luar Neptunus. Namun pada kenyataannya yang ditemukan adalah sejumlah obyek di sabuk Kuiper dan beberapa di antaranya sekarang didefinisikan sebagai planet katai. Dan lagi-lagi tak ada planet X yang ditemukan. Bahkan si X ini justru disinonimkan dengan teori konspirasi, maupun hari kiamat. Dan juga dikaitkan dengan planet Nibiru, sebuah planet hipotetik dari bangsa Sumeria yang sebenarnya tak ada kaitannya sama sekali dengan istilah planet X yang sebenarnya.
Tak pelak setahun terakhir ini, isu kiamat 2012 merebak kencang. Ketakutan dan kekhawatiran muncul.. berbagai pertanyaan terlontar. Ada yang mengatakan ada sebuah planet mistis yang akan muncul di bagian dalam Tata Surya pada tanggal 21 Desember 2012. Isu ini jelas-jelas menyesatkan bahkan ketakutan tentang planet X sama sekali tak beralasan.
Pada kenyataannya, planet X merupakan sebutan untuk planet yang belum diketahui atau belum teridentifikasi, khususnya untuk pencarian planet masif di luar orbit Neptunus, di era pre-Pluto (sebelum Pluto ditemukan). Dan Planet X ini merupakan perjalanan pencarian yang luar biasa menyenangkan yang dialami para astronom dan mencapai puncaknya saat Pluto ditemukan.
Sejak Percival Lowell menyatakan kalau ada planet lain di luar sana yang mengganggu orbit Neptunus, pencarian pada planet asing itu pun dimulai. Tahun 1930, saat Clyde Tombaugh menemukan Pluto, bisa dikatakan penemuan ini membenarkan teori Lowell. Sayangnya di era 1970-an diketahui kalau Pluto terlalu kecil untuk dapat menimbulkan gangguan pada orbit planet, dalam hal ini planet gas raksasa seperti Neptunus.
Seiring berjalannya waktu dan teknik yang makin berkembang, gangguan yang pernah diperkirakan ada pada orbit Neptunus ditemukan merupakan kesalahan dalam observasi. Karena itu tak lagi diperlukan keberadaan planet X, benda planet hipotetik tidak lagi diperlukan untuk diperhitungkan dalam gangguan orbit tersebut. Tapi, pengamatan benda-benda di Sabuk Kuiper justru memperkuat kembali pencarian planet X dan X disini bermakna belum teridentifikasi. Jadi yang dicari adalah sebuah benda yang belum diketahui dan belum diidentifikasi.
Sabuk Kuiper merupakan area di ruang angkasa di lingkungan Pluto. Di area ini terdapat banyak benda berupa es dan batuan yang berhasil diamati. Dengan perkembangan teknologi dalam observasi, berbagai benda kecil semakin mudah diamati di area Tata Surya dan di sistem lainnya di luar Tata Surya. Saat ini para peneliti telah berhasil melakukan plot distribusi obyek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object / KBO).
Dalam sebaran KBO dari 30 – 50 SA, pada kisaran jarak 50 SA sabuk Kuiper berakhir begitu saja. Kondisi ini dikenal dengan nama Jurang Kuiper dan sangat sedikit obyek yang bisa diamati di balik titik ini. Dan diyakini kalau kondisi tersebut disebabkan keberadaan sebuah obyek yang lebih besar dari Pluto dan lebih kecil dari Bumi. Sampai saat ini belum ada benda lain yang ditemukan di area tersebut namun Jurang tersebut memang ada setelah jarak 55 SA.
Para pencari planet X, mengindikasikan ada planet kecil yang mengorbit pada jarak 60 SA atau ada pula planet masif yang 50% lebih besar dari Jupiter berpatroli di angkasa pada jarak 1000 SA. Tapi tetap tidak ada bukti kuat untuk mendukung teori ini dan tidak ada hasil pengamatan yang bisa mengkonfirmasi keberadaan planet tak dikenal tersebut.
Lorenzo Iorio dari National Institute of Nuclear Physics di Pisa, Italia, menggunanakan data orbit dari pengamatan selama bertahun-tahun dan mencoba mengkalkulasi jarak orbit terdekat bagi sebuah planet masif untuk mengorbit jika planet tak dikenal ini memang ada. Dan jika planet ini ada dan berada cukup dekat, keberadaan gravitasinya pasti akan langsung terdeteksi dan bisa dengan mudah pula mendeteksi gangguan yang diakibatkan pada dinamika planet dalam.
Hasilnya, seluruh planet yang memiliki massa Mars dan lebih besar dari Mars telah ditemukan di Tata Surya. Hasil komputasi Iorio menunjukkan jarak minimum untuk planet bermassa Mars, Bumi, Jupiter dan juga bermassa Matahari bisa berada pada jarak 62 SA, 430 SA, 886 SA dan 8995 SA. Sebagai perspektif, Pluto memiliki jarak rata-rata 39 SA.
Jika kita berandai-andai, katakanlah ada sebuah planet masif yang disebut planet X berpatroli di luar Pluto. Menurut para penggemar teori planet X dan kiamat, si planet X ini akan mengganggu orbit planet-planet di Tata Surya dan kemudian masuk dan menyebabkan kehancuran pada Bumi. Ternyata ada masalah lain yang menggagalkan teori tersebut.
Jika planet tak dikenal atau si planet X ini memang ada dengan ukuran yang cukup, katakanlah seukuran Pluto maka menurut David Jewitt obyek tersebut tentunya sudah bisa diamati saat ini jika ia mengorbit sampai jarak 320 SA dari Matahari. Dan di luar jarak itu tidak ada massa signifikan yang bisa ditemukan, jika massa Pluto dianggap signifikan.
Dengan demikian, ide keberadaan planet X yang akan muncul tahun 2012 dan memiliki ukuran lebih besar dari Pluto dan berada pada jarak 75 SA jadi hal yang sangat aneh. Bagaimana tidak, saat ini obyek-obyek yang bahkan seukuran asteroid dan pluto pun sudah bisa dideteksi mulai dari jarak dekat Bumi sampai beberapa ratus Satuan Astronomi (SA). Di antara obyek yang ditemukan pada jarak jauh itu ada pula Eris dan Sedna dan beberapa obyek tersebar lainnya. Dan sama seperti Pluto, Eris pun tidak masuk hitungan sebagai planet X, karena ia memang tidak cukup “besar”.
Rata-rata obyek di Sabuk Kuiper yang ditemukan memiliki massa yang tak jauh berbeda dari Pluto atau lebih kecil dari Pluto. Ingat: pencarian planet tak dikenal ini awalnya mengacu pada planet masif yang mengganggu orbit Neptunus.
Dengan demikian seandainya ditemukan obyek lain di luar orbit Pluto atau di area di luar Jurang Kuiper maka bisa dikatakan pengaruhnya pada area di bagian dalam Tata Surya akan sangat kecil bahkan untuk ribuan tahun ke depan. Mengapa?
Jawabannya sederhana, karena kita sudah menemukan semua planet masif yang lebih besar dari Mars di Tata Surya. Pada akhirnya bisa dikatakan seluruh cerita tentang planet X yang dikaitkan dengan hari kehancuran atau kiamat hanyalah sebuah mitos dan kaitannya dengan Nibiru pun tak lebih dari sekedar mitos dari bangsa Sumeria.
Sumber : Langitselatan.com